Alfaqir dan beberapa kawan lain yang memang orang Harokah pasti sangat hafal rumus silaturahmi antar Ormas atau Harokah adalah menjaga perasaan masing-masing. Sebab masing-masing pandangan mempunyai motivasi yang sama = kemuliaan Islam, tidak mungkin tidak. Maka dari itu kami menganggap Ormas dan Harokah hanyalah sebuah medium atau alat atau kendaraan dari tujuan sebenarnya yakni menegakan hukum ALLAH sebab tidak ada hukum lain yang lebih adil selain hukum yang dibuat oleh Nya.
MENYIKAPI PERBEDAAN MAZHAB/HAROKAH
Guru kami Alhabib Muhammad Rizieq bin Husein Syihab dalam salah satu majelis nya pernah membahas soal Wahabi,Syiah dan Mu’tazilah dan pada intinya beliau menjelaskan tiga firqah tersebut mempunyai motivasi yang sama yakni membela kemuliaan Islam, dan sebagai panduan untuk setiap kader FPI beliau membuat satu maklumat pandangan FPI terhadap Syiah dan Wahabi yang berisi cara menyikapi keduanya secara proporsional berdasar tingkatan Syiah dan Wahabi yang terdiri dari yang ekstrim hingga Mu’tadhil.
Pun dalam memandang Harokah lain wajib memandang dengan pandangan Ridho dan kasih sayang,saling mengisi medan juang untuk kemuliaan Islam. Dalam Lirik Medan Juang Islam yang dinyanyikan setiap kader FPI terdiri dari bait “Semua Medan Wajib Sinergi, Jangan Merasa Benar Sendiri”
MEMANDANG HIZBUT TAHRIR
Hizbut Tahrir yang bila diterjemahkan adalah Partai Pembebasan adalah organisasi yang di dirikan Syaikh Taqiyuddin An Nabhani, dan segera menjadi ormas besar trans nasional alias lintas negara, cita-cita mulia nya adalah menyelenggarakan hukum ALLAH oleh sebuah pemerintahan yang dipimpin seorang Khalifah dan hanya hukum Islam lah yang menjamin keamanan bagi Non Muslim (Kafir Dzimmiy). Disebut trans nasional karena mereka menganggap bahwa persaudaraan tolok ukurnya adalah seiman bukan dibatasi letak geografis dan mereka menganggap letak georgrafis yang ada sekarang terutama negara negara muslim adalah upaya pelemahan tersistematis agar Islam tidak bisa berdaulat secara politik,ekonomi dan militer.
Dalam era Demokrasi yang bisa dikatakan 90% diaplikasikan oleh seluruh Negara berdaulat di dunia, sering kali HT dipandang sebagai sebuah ancaman karena perbenturan ideolagi, yang satu bersumber dari Wahyu Illahiah dan satu bersumber dari akal pikiran manusia yang terbatas. Dan disinilah ujian untuk para kader HT dalam menjalankan cita-cita nya tentu mempunyai tantangan, bukankah belum dikatakan beriman bila tidak di uji?
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ
وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِين
“ Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan hanya dengan mengatakan, "Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji ?. Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta”
Karena mereka menolak Demokrasi tentu produk turunan dari paham tersebut mereka tolak mentah-mentah yakni PEMILU. Ya diberbagai cabang HT mereka abstain alias Golput sebagai konsekuensi menjalankan keyakinan mereka dan disinilah perbedaan pandangan mereka dengan Ormas Islam lain di Indonesia.
KH Muhammad Al Khaththath adalah mantan Ketua Hizbut Tahrir Indonesia sebelum Ustadz Rokhmat Labib, pernah berkata kepada saya satu hal yang sering disalah pahami oleh kebanyakan orang ialah memandang HT sebagai sebuah mazhab padahal itu keliru, dari nama saja sudah jelas Partai tidak mengusik masalah fiqh para anggotanya walau tentu ada aturan-aturan khusus yang wajib ditaati para anggota. Itu dibuktikan ada yang Qunut dan ada pula yang tidak qunut.
Adapun menjelang Pemilu atau Pilkada ada sebagian orang yang kaget bahwa HT Golput maka tidak usah kaget, memang itulah pendirian nya sejak awal yang tidak bisa ditawar ya kita hargai saja.
Sebagai penutup saya ingin bawakan kisah yang pernah diceritakan oleh Kyai Khaththath bahwa beliau semasa menjabat Ketua HTI pernah ditanya oleh salah satu Ulama NU berpengaruh kira-kira pertanyaan nya begini "Ustadz apa betul HTI itu Wahabi?" Dijawab oleh beliau "Antum ini gimana Kyai,Wahabi itu tidak suka HTI dan sampai sekarang HTI konsisten mencita citakan khilafah Islamiyyah,sesuatu yang tidak di inginkan Wahabi Saudi,kalau NU tidak suka dengan cita-cita HTI ya berarti sependapat dong dengan Wahabi Saudi?"